Medan, AuraIndonesia.id | Puluhan Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan mengikuti kuliah lapang (Field Trip Educational) di kawasan pesisir ekowisata hutan mangrove Kampung Nipah di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu 11 Mei 2024.
Kuliah lapang atau field trip ini diikuti Mahasiswa yang mengambil Matakuliah “Ekonomi Kemaritiman” pada Semester Genap TA. 2023/2024 yang diasuh Dr. Hotden L. Nainggolan, SP., M.Si. “Tujuan kuliah lapang ini agar mahasiswa dapat melihat dan mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat kawasan pesisir yang bekerja sebagai nelayan dan petani di lapangan,” tutur Dekan Fakultas Pertanian ini.
Lebih lanjut Dr. Hotden L. Nainggolan, SP., M.Si menyampaikan kuliah lapang ini mengambil topik, “Identifikasi Ekosistem & Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir“. Kegiatan seperti ini rutin dilakukan untuk memperkaya pemahaman mahasiswa atas teori yang telah dipelajari di kelas, tentu jika ditambah dengan proses pengamatan dan penggalian informasi dilapangan, maka pengetahuan mahasiswa akan semakin bertambah.
Dr. Hotden L. Nainggolan, SP. M.Si menyampaikan narasumber dalam kuliah lapang ini adalah Bapak Sutrisno, S.Sos selaku Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Muara Baimbai dan juga merupakan calon anggota legislative terpilih Kabupaten Serdang Bedagai Periode 2024-2029 dan Bapak Irwansyah, merupakan Ketua Kelompok Konservasi Mangrove Baim Bai.
Dalam paparannya Sutrisno, S.Sos, menyampaikan pemanfaatan hutan mangrove di wilayah pesisir sering sekali disalahgunakan, seperti dijadikan tambak dan lain sebagainya. Jika terjadi kerusakan hutan mangrove akan menyebabkan ekosistem pantai terganggu dan akan mempengaruhi penghasilan nelayan. Pengembangan kawasan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar wilayah pesisir tetap produktif tanpa merusak kestabilan ekosistem hutan mangrove.
“Masyarakat nelayan di Kawasan Sei Nagalawan melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) Muara Baimbai telah lama melakukan konservasi kawasan Ekowisata Hutan Mangrove di Desa ini. Dalam proses pengelolaan ekowisata hutan mangrove ini tentu melibatkan masyarakat sekitar dan tergabung dalam koperasi,” tandas Sutrisno, S.Sos.
“Dengan adanya kegiatan ini maka terjadi peningkatan pendapatan masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan ekowisata mangrove Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan. Keikutsertaan masyarakat dalam setiap kegiatan konservasi sangat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, termasuk juga dalam pengambilan kesepakatan terkait dengan pembagian sisa hasil usaha (SHU) Koperasi Muara Baim Bai” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Pertanian Dr. Hotden L. Nainggolan, SP.,M.Si, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Sutrisno, S.Sos dan Irwansyah yang telah menerima Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian untuk belajar di kawasan konservasi hutan mangrove di Desa Sei Nagalawan. Sementara itu, Irwansyah yang merupakan Ketua Kelompok Konservasi Mangrove Baim Bai, menyampaikan kami mengajak Fakultas Pertanian Nommensen untuk bekerjasama dengan Kelompok Konservasi Mangrove untuk melestarikan hutan mangrove di Kecamatan Perbaungan, sehingga berdampak bagi masyarakat dan perekonomian wilayah” tuturnya. (JR)