Tapanuli Selatan, AuraIndonesia.id | Gus Irawan Pasaribu anggota DPR RI yang sudah 12 tahun menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Utara. Kedekatannya dengan Presiden RI terpilih yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sudah tidak diragukan lagi.
“20 Oktober nanti, Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia. Alangkah sangat beruntungnya masyarakat dan bumi Tapanuli Selatan, jika Gus Irawan Pasaribu terpilih menjadi Bupati”.
Demikian ungkapan optimis para tokoh di Kecamatan Angkola Barat dan Muara Batangtoru, yang pekan kemarin dikunjungi Gus Irawan Pasaribu. Mereka yakin, dipimpin Gus Irawan, kejayaan Tapsel kembali bangkit dan masyarakat harus menyadari itu.
“Aspirasi kami hanya satu, pak Gus Irawan Pasaribu Bupati Tapsel,” tegas tokoh pemuda Kecamatan Angkola Barat yang juga Ketua Naposo Nauli Bulung (NNB) Kabupaten Tapanuli Selatan, Riski Abadi Rambe.
Menurutnya, masyarakat dan bumi Tapsel paling beruntung jika pada Pilkada tanggal 27 November nanti sukses memenangkan Gus Irawan menjadi Bupati. Diharapkannya, peluang ini jangan disia-siakan, karena sudah saatnya Tapsel kembali bangkit.
Cita-cita Tapsel kembali bangkit, bukan hal yang tidak mungkin terwujud. Mengingat Prabowo Subianto sebagai Presiden RI terpilih yang akan dilantik 20 Oktober 2024 ini adalah Ketua Umumnya Gus Irawan Pasaribu di DPP Partai Gerindra.
“Terimakasih pak Gus Irawan, yang ikhlas melepas jabatan anggota DPR RI dan bahkan berpeluang menjadi Menteri atau Wakil Menteri. Bapak ikhlas ‘turun gunung’ demi mengembalikan kejayaan Tapsel yang belakangan ini pembangunannya sangat lambat,” sebut Riski.
Senada disampaikan tokoh masyarakat Kecamatan Angkola Barat lainnya seperti Tongku Humala Muda Siagian dan Mangaraja Sali Pardomuan Sormin.
Tiga tahun terakhir ini, katanya, pembangunan di Angkola Barat sangat minim. Khususnya pembangunan infrastruktur seperti ruas jalan Siuhom – Paten -Tangga Batu yang sudah sangat parah.
Demikian juga jalan Tangga Batu Angkola Barat ke Pasir Bidang Angkola Sangkunur, sudah tidak bisa dilewati lagi. Mereka sangat yakin, jika Gus Irawan Bupati Tapsel maka percepatan pembangunan akan dapat dilakukan seperti di zaman Bupati Syahrul Pasaribu.
“Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat atau FORKALA sebagai forum berhimpunnya tokoh adat berbagai suku di Tapsel, sudah mati suri atau tidak lagi diberdayakan. Kondisi ini sudah berlangsung dua tahun lebih,” tambah mereka.
Padahal, adat istiadat para leluhur adalah warisan yang wajib dilestarikan kepada setiap generasi. Kearifan lokal ini sangat banyak manfaatnya di kehidupan masyarakat sampai kapan sajapun.
Adat istiadat mampu membentengi masyarakat, khususnya generasi muda, dari pengaruh negatif perkembangan zaman. Terhindar dari narkoba, judi, pornografi dan budaya negatif lainnya yang bebas diakses lewat perangkat teknologi.
“Kita ingin kembali ke masa kejayaan Tapsel di zaman Bupati Syahrul M. Pasaribu. Kepemimpinannya mampu mempersatukan segala golongan masyarakat. Sehingga tercipta masyarakat Tapsel yang kompak, rukun, beradat, beradab dan berdaya saing,” katanya.
Ibu-ibu pengurus dan anggota Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) juga ungkapkan harapan kepada Gus Irawan. Apabila sudah Bupati Tapsel, tetaplah menjadi figur pemimpin yang amanah dan istiqomah serta selalulah rendah hati dalam tugas pengabdiannya.
“Pak Gus Irawan sudah terbukti dan teruji peduli kaum perempuan. Saat menjabat pimpinan Bank Sumut, beliau mampu meningkatkan ekonomi masyakat lewat pemberdayaan perempuan yang dikenal dengan program Sumut Sejahtera,” kata mereka.
MUARA BATANGTORU
Kehadiran Gus Irawan yang didampingi Syahrul Pasaribu di Kecamatan Muara Batangtoru disambut ratusan warga berbagai desa dan kelurahan. Bertempat di Kelurahan Manompas, anggota DPR RI yang terpilih ketiga kalinya ini dielu-elukan menjadi Bupati Tapsel periode 2025-2030.
Ketua BKMT Muara Batangtoru, Sumiati br Silaban, mendoakan cita-cita mulia Gus Irawan untuk Tapsel ke depan dikabulkan Allah S.W.T. Kemudian Ketua Permata Desa ini meminta dukungan pemberdayaan kaum perempuan, dalam hal usaha peningkatan ekonomi.
Sementara Pembina NNB Muara manompas, Narto, berterimakasih atas pernyataan tegas Gus Irawan Pasaribu yang tulus ikhlas ‘turun gunung’ demi mewujudkan cita-cita Tapsel Kembali Bangkit.
“Pak, kami termasuk warga yang merasakan perlambatan pembangunan dan menurunnya pelayanan kepada masyarakat. Terimakasih atas kepedulian dan ketulusan bapak yang akan memperbaiki itu semua dan mewujudkan Tapsel kembali bangkit,” ujarnya.
Narto bermohon, apabila Gus memimpin Tapsel nanti, agar memberdayakan pemuda dan pemudi. Sehingga terhindar dari pengaruh negatif perkembangan zaman. Juga mohon perhatian, atas masih adanya jalan yang sama sekali belum tersentuh pembangunan
Pak Bowo, mewakili tokoh masyarakat menyampaikan, jalan hotmix Mabang Pasir dan di Bongal semestinya sudah selesai tahun 2022 dan 2023 kemarin . Tetapi faktanya, sampai hari ini masih belum dibangun.
GUS IRAWAN
Menyahuti ini, Gus Irawan Pasaribu berterimakasih atas doa dan dukungan segenap masyarakat. Pada prinsipnya, Tapsel sebagai kampung halamannya tidak boleh tertinggal dari daerah lain.
Diakuinya, keluarga besar H. Hasan Pinayungan Pasaribu dalam musyawaraj yang dipimpin abang tertua Bomer Pasaribu, memintanya maju mencalon Bupati Tapsel di Pilkada tahun 2024. Demikian juga di Partai Gerindra, Ketua Umum Prabowo Subianto telah memberi perintah penugasan.
Mengenai keluhan, harapan dan permintaan masyarakat, sebagian besar telah didengar olehnya dan para pendiri Yayasan H. Hasan Pinayungan Pasaribu. Maka karena itulah ia diminta untuk maju di Pilkada, demi mewujudkan cita-cita Tapsel kembali bangkit.
Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Presiden RI terpilih dan akan dilantik 20 Oktober nanti, memiliki sejumlah program strategis yang antara lain kemandirian pangan dan kemandirian energi serta program makan bergizi gratis.
Maka demi suksesnya program ini, dipilihlah kader-kader terbaik untuk turun kedaerah mengikuti Pilkada. Hal ini bertujuan, apabila suatu daerah dipimpin kader Parta Gerindra maka program Presiden RI tersebut akan berjalan sukses dan tepat sasaran.
“Saya faham sulitnya perekonomian saat ini. Saya yakin ibu-ibu di Tapsel banyak yang dengan sangat terpaksa mengajukan pinjaman, meskipun bunganya sangat tinggi. Bahkan banyak yang terjebak pinjaman online atau Pinjol,” sebut Gus dan dibenarkan ibu-ibu.
Ke depan, kata Gus Irawan, persoalan inilah yang harus diselesaikan dengan program-program pemberdayaan perempuan. Sebagai mantan pimpinan Bank Sumut, ia sangat faham persoalan pinjaman berbunga tinggi ini.
Gus Irawan memahami apa sebab dan apa alasan masyarakat harus tunduk pada pinjaman berbunga tinggi itu. Meskipun pada dasarnya ada lembaga perbankan yang bunga pinjamannya sangat jauh lebih rendah.
“Ke depannya, kita bentuk Kelompok Pemberdayaan Mikro Perempuan seperti program Sumut Sejahtera. Kemudian kita formalkan BKMT menjadi kelompok pemberdayaan perempuan Tapsel. Insya Allah masalah-masalah ini bisa kita tuntaskan,” katanya.
Sekaitan pembagunan infrastruktur, khususnya jalan. Gus Irawan sangat prihatin, karena pada dasarnya Pemkab Tapsel punya anggaran lumayan besar dan cukup untuk membangun itu. Tetapi malah tidak melaksanakannya.
Tahun 2021 kurang lebih Rp 237 miliar dan tahun Rp 2022 sekitarRp345 miliar anggaran yang tidak dipakai Pemkab Tapsel sehingga SiLPA. Angaran itu dibiarkan ‘mengendap’ di bank. Tahun 2023, sekitar Rp115 miliar.
“Mestinya ini digunakan untuk pembangunan. Apabila sebahagiannya saja digunakan pembangunan jalan, maka kondisi jalan di Angkola Barat dan Angkola Sangkunur tidaklah separah sekarang ” sebut Gus.
SYAHRUL PASARIBU
Bupati Tapsel peridoe 2010-2015 dan 2016-2021 Syahrul M. Pasaribu, menegaskan bahwa keluarga besar H. Hasan Pinayungan hanya meminta dan merestui Gus Irawan Pasaribu untuk maju di Pilkada Tapsel.
Politisi Partai Golkar ini bercerita kondisi Tapsel di awal dia menjabat Bupati. Akibat kondisi jalan yang sangat hancur, warga mengandalkan kuda untuk pengangkut buah salak di Kecamatan Angkola Barat, misalnya di Sisundung dan Siuhom. Dengan program yang konsisten dan berkesinambungan, sebagian sudah dihotmix.
Kemudian tidak terkoordinirnya kelompok masyarakat. Sehingga dengan bermodalkan pendekatan yang baik, semua yang tercerai berai itu menjadi kompak membentuk satu wadah berhimpun seperti BKMT, FORKALA, NNB dan lainnya.
Selanjutnya tentang lima ratusan jiwa warga Dusun Tangga Batu Desa Siuhom, yang tidak ada penerangan listrik. Saat di periode pertama Gus Irawan anggota DPR RI, dia perjuangkan masuknya jaringa PLN ke Dusun itu. Sebelumnya tahun 2014, di sana dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Merespon banyaknya keluhan masyarakat tentang lambatnya pembangunan tiga tahun belakang ini khususnya infrastruktur jalan, Syahrul menyatakan keprihatinannya dan mohon maaf atas keadaan itu.
Syahrul Pasaribu, menceritakan dampak Covid yang paling berat dihadapi daerah termasuk Tapsel adalah tahun 2020. Karena terjadi pemotongan anggaran oleh pemerintahan atasan dan adanya refocusing untuk menangani Covid.
Faktanya, APBD Tapsel 2020 ditetapkan sekitar Rp1,5 triliun, tetapi karena adanya pemotongan anggaran dan penyetopan DAK, maka realisasi pendapatan daerah hanya sekitar Rp1,3 triliun..
Tetapi masih pantas disyukuri karena ‘belanja moda’ atau program pembangunan yang dinikmati masyarakat seperti bangunan jalan, jembatan, irigasi, jalan usaha tani dan lainnya) masih dapat direalisasi sekitar Rp316 miliar.
Untuk APBD 2021, pendapatan daerah sudah membaik dengan realisasi Rp.1,5 T dengan belanja modal Rp236 M lebih atau 18,26 % dari keseluruhan realisasi belanja.. Namun mengalami pembengkakan SiLPA sebesar Rp237 miliar.
APBD 2022, pendapatan daerah semakin membaik dengan realisasi Rp1,5 T lebih, dan realisasi belanja modal Rp305 miliar (21,07 % dari keseluruhan realisasi belanja) dengan SiLPA yang sangat besar Rp345 miliar. Tahun 2023, pendapatan daerah lebih baik lagi dengan Rp1,6 T, namun SiLPA sekitar Rp115 miliar.
Berdasarkan data dan fakta ini, maka sangat tidak tepat apabila pemerintah daerah yang sekarang ini beralasan bahwa perlambatan pembangunan tiga tahun terkahir ini disebut karena vandemi Covid-19.
“Akan tetapi keadaan itu bisa jadi disebabkan kekurang cermatan Pemkab Tapsel menyusun dan mengeksekusi program yang sudah ditampung di APBD. Sehingga terjadi SiLPA yang besar,” jelas Syahrul Pasaribu yang juga Sekretaris Wantim Golkar Sumut.(tonang)