Iklan

Hot News

SG HKBP, Pilih Pemimpin HKBP yang Visioner dan Transformatif

Tarutung, AuraIndonesia.id | Sinode Godang (SG) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) masih berlangsung, pada pagi hari ini akan memasuki pemilihan Pimpinan HKBP periode 2024 – 2028. Marilah kita memilih pemimpin yang dapat melanjutkan semua program yang baik yang telah dikerjakan oleh pimpinan periode 2020 – 2024. Secara khusus saya mengajak Amang/Inang USG HKBP ke-67 untuk memilih Pemimpin yang Visioner dan Transformatif, hal ini disampaikan Praeses Distrik X Medan-Aceh Pdt. Henri Napitupulu M.Th di sela-sela acara SG di Seminarium Sipoholon Taput, Kamis (05/12/2024).

Kita bersyukur bahwa kita selama di bumi Sipoholon – Tapanuli Utara ini tetap sehat dan atas rasa syukur itu saya membagikan buku Saya yang berjudul Oikumene Inklusif dan Religius – Ekologis. Buku ini menyajikan sebuah role model yang menekankan “moral, etika, dan kasih,” yang diharapkan dapat melekat pada diri setiap jemaat HKBP, khususnya yang tinggal di kota Medan.

Rasa syukur yang tak terhingga selanjutnya adalah atas penyertaan Tuhan yang telah memampukan saya dan seluruh staf menyelesaikan tugas-tugas saya sebagai Praeses HKBP periode 2020 – 2024. Ada banyak yang sudah kami kerjakan dalam pelayanan tetapi pasti ada juga yang belum terkerjakan, dan untuk itu biarlah semuanya disempurnakan oleh Tuhan.

Indonesia, khususnya kota Medan, sedang menghadapi tantangan serius terkait kurangnya perhatian dan kepedulian terhadap moral, etika, dan kasih serta masalah lingkungan hidup. Setiap hari kita menyaksikan tindakan kriminal, kemiskinan, korupsi dan masalah lingkungan. Sulit untuk menemukan lingkungan di kota Medan yang teduh, ramah dan bersih yang bebas banjir.

Buku ini merupakan catatan pengalaman saya sebagai Praeses HKBP dan sebagai anggota FKUB provinsi Sumatera Utara. Salah satu aspek penting yang diangkat dalam buku ini adalah pengamalan rasa beragama dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rasa religius yang diajarkan kepada warga Medan harus melibatkan kesadaran, keyakinan, dan praktik ajaran agama yang resmi diakui di Indonesia. Ini adalah kunci untuk hidup rukun dan harmonis. Dengan menerapkan sila pertama Pancasila, yaitu KeTuhanan Yang Maha Esa, kita akan menghormati kebebasan setiap orang untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, sehingga kota Medan dapat maju dan jaya.

Penerapan UUD 1945 Pasal 29 harus terus kita amalkan dan pedomani. Bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah. Sehingga mana kala ada persoalan pendirian rumah ibadah , ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah terkait keberagaman. NKRI menekankan pentingnya kehidupan beragama yang seimbang, harmonis, dan saling menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda. Rasa religius harus disertai tanggung jawab moral dan etika, yang tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga berdampak sosial dalam masyarakat dan pemerintahan, tutup Henri.

Selamat Ber Sinode Riang Gembira.

(Red)

Must Read

Related News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini